Di
ajang Internasional Fair of the Muslim World yang diselenggarakan di Le Bourget
Exhibition Center, Paris pada 18 desember lalu, 12 desainer Indonesia
memamerkan karyanya dan mendapat sambutan hangat dari 2.000 penonton wanita
dari berbagai negara.
Kedua
belas desainer tersebut adalah Anne Rufaidah, Dian Pelangi, Boyonz Ilyas,
Hannie Hananto, Irna Mutiara, Jenny Tjahyawati, Malik Moestaram, Merry Pramono,
Monika Jufry, Najua Yanti, Nieta Hidayani, dan Nuniek Mawardi. Karya mereka
mendapat pujian dari pembawa acara yang juga berprofesi sebagai komedian
muslimah pertama di Paris, Samia Orosemane.
Orosemane
menyatakan bahwa karya busana muslim asal Indonesia merupakan yang terbaik dan
terfavorit. Komentar tersebut pun langsung mendapat tepuk tangan meriah dari para
penonton.
“Perancang
fashion muslim Indonesia memiliki keragaman olah kreativitas dalam berkarya,
mereka bahkan mampu menterjemahkan kekayaan etnik berupa batik, tenun,
sasirangan dan sulaman Tasik menjadi bahasa global, sehingga menjadi ciri khas pembeda
yang tiada duanya,” jelas Eka Shanty, Direktur
Eksekutif IIFC.
Dalam
siaran pers yang dilansir Union des Musulmans de France (Perkumpulan Muslim
Perancis) disebutkan bahwa keberadaan Indonesia adalah sebagai negara
kehormatan (L’Indonesie Pays D’Honneur). Ini merupakan salah satu
pengakuan bahwa Indonesia memang pantas dijuluki kiblat busana muslim dunia.
Oleh
karena itu pertunjukan pembuka (opening show) diberikan kepada Dian
Pelangi sebagai desainer Indonesia yang dinilai mampu menginspirasi perkembangan
fashion muslim di beberapa negara Islam di dunia. Selain Indonesia, hadir pula
perancang busana asal Paris, Uni Emirat Arab, Tunisia, Inggris, dan Belgia .
Tidak
hanya peragaan busananya saja yang menarik perhatian masyarakat Paris, pameran
busana muslimnya juga mendapat tanggapan yang luar biasa. Sejak dibuka mulai
tanggal 17-19 Desember 2011, pameran yang baru pertama kali di gelar di Paris
ini berhasil dikunjungi sekitar 100.000 pengunjung muslim dari berbagai penjuru
Eropa.
Paviliun
Indonesia yang terletak di area utama Hall 4 Le Bourget Exhibition Center
mendapat sambutan antusias warga muslim di Paris. Hampir semua koleksi busana
karya perancang Indonesia terjual habis. Hasilnya, selama tiga hari berpameran
total omzet yang diperoleh para desainer selama tiga hari adalah 15 ribu Euro
atau sekitar Rp 200 jutaan.
Duta
Besar Indonesia untuk Prancis, Rezlan Ishar Jenie menyatakan sebagai negara
berpopulasi muslim terbesar di Eropa, Perancis merupakan pintu gerbang mode
yang strategis bagi pelaku busana muslim Indonesia.
“Jika
selama ini produk mode dari Paris hadir di Indonesia, kini sudah saatnya produk
buatan Indonesia untuk tampil maksimal di pusat mode dunia dengan mengambil
peluang pasar baru, yaitu fashion muslim,”
jelasnya.
No comments:
Post a Comment