Alasannya perempuan-perempuan engga memakai hijab pun sangat beragam, dari hijab dianggap menghambat aktivitas, kurang stylish dan sebagainya. Padahal di luar negeri, bahkan di Paris, jilbab Indonesia dipuji karena keelokannya dan membuat yang mengenakan jadi kelihatan lebih cantik. Itu sebabnya, perempuan-perempuan Indonesia yang mengenakan jilbab di negara-negara barat tetap aman. Karena mereka memang jadi terlihat lebih trendi dan cantik. Dan makhluk mana yang keberatan melihat suatu keindahan (kecantikan)?
Jadi,
kalau ada yang bilang jilbab atau hijab itu tidak stylish atau
menghambat aktivitas, mungkin orang itu kurang wawasan. Dan lagi, soal stylish
dan tak menghalangi aktivitas itu telah dibuktikan oleh mereka yang
tergabung dalam Hijabers Community. Ya, karena ditangan mereka, hijab yang
tadinya dianggap busana konvensional, kini justru menjadi bagian dari
penampilan anggun, stylish dan cantik dari banyak perempuan pemakainya.
Apa
sebetulnya Hijabers Community ini? Penjelasan ringkasnya adalah, komunitas yang
berdiri pada 27 November 2010 ini merupakan wadah silaturahmi para pengguna
jilbab di Indonesia. Menurut Nalia Rifika, Public Relation & Marketing
Communication Hijabers Community, tujuan dari dibentuknya komunitas ini adalah
untuk memotivasi para perempuan yang masih ragu untuk menggunakan Jilbab.
“Dengan adanya komunitas ini, perempuan yang ingin
menggunakan jilbab bisa berkonsultasi mengenai berbagai hal yang berkaitan
dengan jilbab, mulai dari cara pemasangan, cara memadu-padankan, mode baju
muslim, dan lain-lain,” jelas Nalia.
Kendati
kebanyakan anggota mereka menggunakan hijab yang stylish, namun bukan
berarti mereka melupakan penggunaan jilbab yang sesuai dengan syariat lho.
Mereka tetap memperhatikan penggunaan jilbab yang sesuai dengan tuntunan
Alqur’an dan Hadits. Karena, fungsi utama pakaian dan jilbab adalah untuk
menutup aurat. Sedangkan soal stylish atau mode, itu adalah kiat kita
agar bisa tetap merasa nyaman dan cantik.
Namun
demikian, Nalia mengatakan bahwa komunitas ini bukanlah komunitas fashion,
meski yang banyak bergabung adalah fashion blogger. Komunitas ini, juga
mengedepankan nilai-nilai akidah Islam yang sesuai dengan Alqur’an dan Hadits.
“Selain itu, kita juga terbuka untuk semua madzab Islam,"kata
Naila.
Orang-orang
yang tergabung dalam komunitas ini berasal dari latar belakang profesi yang
sangat beragam. Ada yang berprofesi sebagai dokter, wartawan, desainer, PNS,
mahasiswa hingga pengusaha. Wuih... beragam sekali ya!
Berdirinya
komunitas ini berawal dari keisengan salah satu anggota mereka, yang membuat
sebuah group di BlackBerry. Saat itu, anggota yang tergabung di dalamnya hanya
ada tiga orang, yakni Riyan Mirandi, Dian Pelangi dan Jenahara Nasution. Namun
seiring berjalannya waktu, jumlah anggota yang bergabung jadi kian banyak. Dan
saking banyaknya, mereka akhirnya sepakat untuk membuat sebuah komunitas
pengguna jilbab.
Maka,
mulailah komunitas aktif berkegiatan. Dan dari waktu ke waktu kegiatannya makin
pula beragam. Mulai dari pengajian, hijab class, talk show, dan
lain-lain, “Di acara hijab class, kita memberikan tutorial bagaimana
cara menggunakan hijab yang baik serta memadu-padankannya,” kata Naila.
Komunitas
ini bisa dikatakan sebagai yang pertama di Indonesia. Dan ini, tentunya menjadi
daya tarik tersendiri. Sehingga semakin banyak saja yang bergabung. Karena itu,
anggota komunitas ini tidak hanya berasal dari Jakarta, tetapi ada juga yang
dari Batam, Kalimantan dan bahkan Malaysia.
Meskipun
belum melakukan pencacahan secara resmi terhadap anggotanya, namun di Twitter
tercatat ada 4.000 orang yang mengikuti Twitter Hijabers Community, dan 12.000
orang menjadi teman di Facebook, serta 8.000 orang sudah mengunjungi blog
mereka.
“Kita
sangat kaget dengan jumlah tersebut. Tapi alhamdulillah, itu menunjukkan bahwa
sebenarnya banyak perempuan yang ingin menggunakan jilbab,” kata Naila sambil
tersenyum
No comments:
Post a Comment