Ya
, hijabers community ini bermula puasa tahun lalu. Saat itu, ada undangan
banyak untuk fashion show saya. Teman baik saya, Ria Miranda, usul
kenapa nggak undang para muslimah remaja aja. Nonton fashion show sekalian
buka bersama. Akhirnya, kami sebar undangan lewat jejaring sosial, kami juga
gandeng para fashion blogger.
Animonya ternyata bagus, dari 30 kursi yang kami pesan untuk buka puasa ternyata yang datang sampai 50-an orang. Dari situ, ada sekitar 30 orang yang intens berkomunikasi. Januari 2011 mulai terbentuk komunitas itu dan, Maret 2011 kami resmi launching.
Animonya ternyata bagus, dari 30 kursi yang kami pesan untuk buka puasa ternyata yang datang sampai 50-an orang. Dari situ, ada sekitar 30 orang yang intens berkomunikasi. Januari 2011 mulai terbentuk komunitas itu dan, Maret 2011 kami resmi launching.
Kegiatannya nggak hanya mengadakan
persiapan fashion show, tapi ada juga acara pengajian rutin, tausiyah.
Jadi nggak sekedar kumpul-kumpul haha hihi dan ngomongin fashion
aja, jadi ada pengajiannya juga, nggak melulu fashion show.
Ada yang bilang ‘Hijabers Community’ seperti sosialita berjilbab?
Nggak gitu. Kami hanya sebagai wadah yang ingin mengsinpirasi wanita untuk mengenakan busana muslim. Karena selama ini berbusana muslim itu dianggap nggak keren, kampungan, nggak bisa tampil trendy.
Ada yang bilang ‘Hijabers Community’ seperti sosialita berjilbab?
Nggak gitu. Kami hanya sebagai wadah yang ingin mengsinpirasi wanita untuk mengenakan busana muslim. Karena selama ini berbusana muslim itu dianggap nggak keren, kampungan, nggak bisa tampil trendy.
Banyak juga yang bilang pake
kerudung itu nggak bisa sukses dan berkembang. Lewat komunitas ini kami
tunjukkan kalau ternyata banyak muslimah yang kariernya bagus.
Kami nggak sekadar kumpul
ketawa-ketawi dan pamer barang mewah. Kami memang senang kumpul untuk tukar
informasi mengenai fashion dan senang berpakaian bagus, tapi apa yang kami
sebenarnya juga busana rancangan teman-teman sendiri.
Prinsip kami, syiar itu nggak mesti
dilakukan di masjid, bisa saja syiar (menyebarkan ajaran-ajaran Islam)
dilakukan di mall dengan memakai busana muslim yang menarik. Nggak zamannya
lagi seorang muslimah itu tertutup.
Alhamdulillah di komunitas ini
kami selalu saling mengingatkan, seperti ketika pake kerudung kelihatan rambut
atau leher, kami saling mengingatkan. Kami membuat komunitas tapi tetap ada
pakem-pakem
muslimahnya.
Syarat
jadi anggota ‘Hijabers Community’?
Yang pasti harus memakai hijab. Saat ini, anggotanya baru 30 saya, yang tergabung dalam komite kepengurusan dengan rentang usia 20-30 tahun. Sejauh ini, sudah ada cabang di Bandung dan Yogyakarta.
Yang pasti harus memakai hijab. Saat ini, anggotanya baru 30 saya, yang tergabung dalam komite kepengurusan dengan rentang usia 20-30 tahun. Sejauh ini, sudah ada cabang di Bandung dan Yogyakarta.
Kami sedang pikirkan untuk menerima
lebih banyak anggota dan membuat kartu identitas. Karena di sini kami juga
nggak asal ngambil orang untuk jadi anggota. Yang pasti harus diseleksi. Tapi,
kalau mereka yang selalu intens mengikuti kegiatan kami jumlahnya sangat
banyak.
Tantangan
membangun ‘Hijabers Community’?
Kami sering dicap sebagai wanita gaul berjilbab yang mau eksis doang. Tapi, justru kami jawab dengan melakukan banyak kegiatan positif dan amal. Terserah orang mau bilang apa, dan Alhamdulillah komunitas ini lebih banyak manfaatnya dari pada mudaratnya.
Kami sering dicap sebagai wanita gaul berjilbab yang mau eksis doang. Tapi, justru kami jawab dengan melakukan banyak kegiatan positif dan amal. Terserah orang mau bilang apa, dan Alhamdulillah komunitas ini lebih banyak manfaatnya dari pada mudaratnya.
Impian
ke depan?
Saya ingin bikin Adibusana Muslim,
biar nantinya fashion muslim sejajar dengan fashion-fashion di Paris termasuk
juga sejajar dengan Milan Fashion Week.
Bersama teman-teman di ‘Hijabers
Community’, kami bercita-cita mengangkat dan mendukung Indonesia menjadi pusat
fashion muslim di dunia. Kalau bukan kita yang mengangkat busana muslim, siapa
lagi. (eh)
~
Semoga Bermanfaat dan Menginspirasi Anda ~
No comments:
Post a Comment