Kata yang paling indah bagi umat
manusia adalah ‘ibu’ dan panggilan paling indah adalah ‘ibuku’. (Kahlil Gibran)
Kehadiran
seorang ibu begitu besar artinya bagi seorang anak. Karena ibu adalah sosok
yang telah melahirkan kita ke dunia ini. Namun tidak semua anak yang lahir
dibesarkan oleh ibu kandung mereka. Ada anak-anak yang ditinggalkan orang tua
mereka ketika kecil. Dan kini setelah dewasa mereka harus berjuang mencari
jejak orang tua kandungnya. Kick Andy kali ini mengangkat kisah perjuangan
seorang anak mencari ibu kandungnya.
Diantaranya
adalah Rosita Jamhur yang terpisah dari ibu kandungnya sejak usia 10 bulan.
Rosita lahir di Medan pada tahun 1954. Tak lama setelah ia lahir, kedua
orangtuanya berpisah. Setelah bercerai, ayah Rosita diam-diam membawa Rosita ke
Jakarta tanpa sepengetahuan ibunya.
Keinginan Rosita untuk mencari ibu
kandungnya muncul ketika ia duduk dibangku SMP. Namun, saat itu ia tidak bisa
melakukan apa-apa. Keinginan itu semakin menguat ketika ia hendak menikah. Ia
berharap saat dirinya menikah, ibunya bisa hadir dalam pernikahannya. Keinginan
tersebut harus kembali ia kubur karena banyak hal yang kurang mendukung
langkahnya.
Pertemuan Rosita dengan ibu
kandungnya baru terwujud setelah Rosita berusia 54 tahun. Melalui pencarian
yang panjang dan penuh lika liku. Rosita akhirnya bertemu dengan ibu
kandungnya, Rasinah di Medan pada tahun 2009.
Angeline
Julia, gadis berusia 19 tahun ini terpisah dari ibu kandungnya sejak lahir.
Menurut penuturannya orang tua kandungnya tidak mampu membayar biaya persalinan
karena terlibat hutang. Seorang dokter yang kebetulan bertugas berjaga di rumah
sakit tempat ia dilahirkan kemudian memutuskan untuk mengasuh Angel dan
menjadikannya anak angkat.
Sebelumnya, Angel tidak pernah tahu
bahwa ia adalah anak angkat, hingga suatu saat ketika Angel duduk di kelas 6
SD, ibu angkatnya yang sedang emosi mengatakan bahwa ia adalah anak pungut.
Setelah kejadian tersebut, rasa penasaran dan kehancuran semakin melengkapi
penderitaan Angel. Ia pun memutuskan pergi dari rumah dan mulai menelusuri
jejak ibu kandungnya.
Dalam upaya mencari jejak ibu
kandungnya, Angel kemudian menulis sebuah buku yang berjudul “Hitam Putih Dunia
Angel” yang menceritakan kisah hidupnya. Angel berharap buku tersebut dibaca
oleh ibu kandungnya. Dan ia dapat bertemu dengan wanita yang telah
melahirkannya ke dunia ini.
Seorang
pemuda dari Blitar, Mei Nugroho juga melakukan pencarian jejak ibu kandungnya.
Sejak kecil Mei telah ditinggal oleh ibunya ke Sumatera. Karena masalah
keluarga, ibunya memutuskan untuk meninggalkan suami dan anak-anaknya saat Mei
berusia 7 bulan. Praktis sejak bayi, ia tidak pernah merasakan kasih sayang
seorang ibu.
Kerinduannya akan sosok seorang ibu
kemudian membawanya berkelana dengan menggunakan sepeda dari Blitar ke Lampung.
Informasi keberadaan ibu kandungnya di dapatnya dari seorang tetangga. Dengan
modal uang pas-pasan, Mei mengarungi pernjalanan lintas Jawa-Sumatra dengan
sepeda.
Perjuangan Mei berbuah manis setelah
sebelas hari di jalan, ia akhirnya berhasil bertemu dengan ibu kandungnya,
Parinem. Saat bertemu, Mei menumpahkan segala apa yang telah di pendamnya
selama ini dan menangis tak henti-henti.
Reza
Purwanti terpisah dari ibu kandungnya saat ia masih berusia 5 hari. Reza kemudian
diangkat menjadi anak angkat oleh majikan tempat ibu kandungnya sempat bekerja
sebagai buruh cuci. Kasih sayang yang diberikan oleh kedua orang tua angkatnya
membuat Reza tidak pernah tahu bahwa sebenarnya ia bukanlah anak kandung.
Namun diakui Reza sejak kecil, ia
sudah merasakan berbagai macam keganjilan dalam dirinya terkait asal usulnya.
Tapi Reza tidak pernah menggubrisnya karena orang tua angkatnya begitu
menyayanginya.
Kebenaran akan jati dirinya yang
sebenarnya baru ia ketahui saat ia sudah menikah. Dimana saat itu ayah
angkatnya sedang sakit parah. Berbekal informasi sebuah nama, Reza kemudian
bertekad menelusuri keberadaan ibu kandungnya. Akankah Reza berhasil bertemu
dengan ibu kandungnya?
Terkadang kita tidak sadar dengan
apa yang kita miliki sampai kita merasakan kehilangan. Oleh karena itu
tunjukkan kasih sayang kita kepada orang tua yang telah melahirkan dan
membesarkan kita. Karena, tak ada arti banjir airmata diatas pusara, ketika
orang yang dikasihi telah tiada.
No comments:
Post a Comment